Friday, November 8, 2019

MANAJEMEN, PROSES, DAN SISTEM PRODUKSI


Pengertian Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan salah satu bagian dari bidang manajemen yang mempunyai peran dalam mengoordinasikan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan. Dengan demikian, manajemen produksi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.

Perkembangan Manajemen Produksi
Manajemen produksi berkembang pesat karena adanya beberapa faktor, yaitu:
1.    Adanya Pembagian Kerja (division of labour) dan Spesialisasi
Agar produksi efektif dan efisien, produsen hendaknya menggunakan metode ilmiah dan azas-azas manajemen. Pembagian kerja memungkinkan dicapainya tingkat dan kualitas produksi yang lebih baik bila disertai dengan pengolahan yang baik, dan akan mengurangi biaya produksi sehingga dapat tercapainya tingkat produksi yang lebih tinggi.
2.    Revolusi Industri
Revolusi Industri merupakan suatu peristiwa penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin. Revolusi itu merupakan perubahan dan pembaharuan radikal dan cepat dibidang perdagangan, industri, dan tekhnik di Eropa.
Perkembangan revolusi industri terlihat pada:
a.     Bertambahnya penggunaan mesin.
b.    Efisiensi produksi batu bara, besi, dan baja.
c.     Pembangunan jalan kereta api,alat transportasi, dan komunikasi
d.    Meluasnya sistem perbankan dan perkreditan.
3.    Perkembangan alat dan tekhnologi yang mencakup penggunaan komputer
Sehingga banyak hal pada manajer produksi mengintegrasikan tekhnologi canggih kedalam bisnisnya.
4.   Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup metode ilmiah, hubungan antar manusia, dan model keputusan
Penggunaan metode ilmiah dalam mengkaji pekerjaan memungkinkan ditemukannya metode kerja terbaik dengan pendekatan sebagai berikut:
a.     Pengamatan (observasi) atas metode kerja yang berlaku
b.     Pengamatan terhadap metode kerja melalui pengukuran dan analisis ilmiah
c.     Pelatihan pekerja dengan metode baru
d.    Pemanfaatan umpan balik dalam pengelolaan atas proses kerja

Proses Produksi
Proses produksi adalah suatu kegiatan yang menggabungkan berbagai faktor produksi yang ada dalam upaya menciptakan suatu produk, baik itu barang atau jasa yang memiliki manfaat bagi konsumen. Proses produksi disebut juga sebagai kegiatan mengolah bahan baku dan bahan pembantu dengan memanfaatkan peralatan sehingga menghasilkan suatu produk yang lebih bernilai dari bahan awalnya.
Hasil dari kegiatan produksi adalah barang dan jasa. Barang merupakan sesuatu yang memiliki sifat-sifat fisik dan kimia, serta mempunyai masa waktu. Sedangkan jasa merupakan sesuatu yang tidak memiliki sifat-sifat fisik dan kimia, serta tidak mempunyai jangka waktu antara produksi dengan konsumsi.

Tujuan Produksi
Adapun beberapa tujuan proses produksi adalah sebagai berikut:
Ø  Untuk menghasilkan suatu produk (barang/jasa).
Ø  Untuk menjaga keberlangsungan hidup suatu perusahaan.
Ø  Untuk memberikan nilai tambah/value terhadap suatu produk.
ØUntuk mendapatkan keuntungan sehingga tercapai tingkat kemakmuran yang diinginkan.
Ø  Untuk mengganti produk yang rusak, kadaluarsa, atau telah habis.
Ø  Untuk memenuhi permintaan pasar, baik pasar domestik maupun internasional.

Karakteristik Produksi
Dalam proses mengelola kegiatan produksi terdapat ciri-ciri tertentu. Berikut ini adalah beberapa karakteristiknya berdasarkan proses, sifat, dan jangka waktunya:
1. Berdasarkan Proses
· Produksi langsung, kegiatan ini mencakup produksi primer dan produksi sekunder. Produksi primer, yaitu kegiatan produksi yang diambil dari alam secara langsung. Misalnya, pertanian, pertambangan, perikanan, dan lain-lain. Produksi sekunder, yaitu proses produksi dengan menambahkan nilai lebih pada suatu barang yang ada. Misalnya kayu untuk membuat rumah, baja untuk membuat jembatan, dan lain-lain.
·    Produksi tidak langsung, yaitu kegiatan produksi dengan memberikan hasil dari keahlian atau jasa. Misalnya, jasa montir, jasa kesehatan, jasa konsultasi, dan lain-lain.
2. Berdasarkan Sifat Proses Produksi
·  Proses ekstraktif, yaitu kegiatan produksi dengan mengambil produk secara langsung dari alam.
·     Proses analitik, yaitu kegiatan produksi yang melakukan pemisahan suatu produk menjadi lebih banyak dengan bentuk yang mirip seperti aslinya.
·  Proses fabrikasi, yaitu kegiatan mengubah suatu bahan baku menjadi suatu produk yang baru.
·   Proses sintetik, yaitu kegiatan menggabungkan beberapa bahan menjadi suatu bentuk produk. Proses ini disebut juga dengan perakitan.
3. Berdasarkan Jangka Waktu Produksi
·   Produksi terus menerus, yaitu produksi yang memakai berbagai fasilitas untuk menciptakan produk secara terus menerus. Proses ini umumnya dalam skala besar dan tidak terpengaruh waktu dan musim.
·  Produksi terputus-putus, yaitu produksi yang kegiatannya berjalan dilakukan tidak setiap saat, tergantung musim, pesanan, dan faktor lainnya.

Jenis Produksi
Dalam pelaksanaannya, proses ini memerlukan waktu yang berbeda-beda, ada yang singkat, dan ada juga yang prosesnya cukup panjang. Berdasarkan cara pelaksanaannya, proses produksi dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
1. Produksi Jangka Pendek
Kegiatan produksi yang cepat dan langsung menghasilkan produk (barang/jasa) bagi konsumen. Contohnya adalah produksi makanan seperti roti bakar, cakwe, gorengan, dan lain-lain.
2. Produksi Jangka Panjang
Kegiatan produksi yang membutuhkan waktu yang cukup lama. Misalnya, menanam padi, menanam kopi, membangun rumah, dan lain-lain.
3. Produksi Terus-Menerus
Kegiatan produksi yang melakukan pengolahan berbagai bahan baku secara bertahap hingga menjadi suatu barang jadi, dimana prosesnya berlangsung secara terus menerus. Misalnya, pabrik yang memproduksi kertas, gula, karet, dan lain-lain.
4. Produksi Berselingan
Kegiatan produksi yang mengolah bahan-bahan baku dengan cara menggabungkannya menjadi suatu barang jadi. Misalnya proses pembuatan sepeda motor, dimana setiap bagiannya diproduksi secara terpisah (stir, ban, mesin, knalpot, dan lainnya). Proses penggabungan bagian-bagian tersebut menghasilkan sebuah sepeda motor.

Ruang Lingkup Manajemen Produksi
Ruang lingkup manajemen produksi dikelompokkan berdasarkan tingkat keputusan strategis yang mempengaruhi sistem produksi dan pada keputusan tingkat operasi.
Ø  Keputusan Tingkat Strategis
Merupakan keputusan jangka panjang yang berkaitan dengan desain produk dan sistem produksi, meliputi :
1.    Identifikasi dan Desain Produk
Produk harus dirancang sedemikian rupa sehingga sesuai harapan konsumen. Harus ada analisa pada tahap desain untuk menghindari biaya yang tidak diinginkan.
2.   Desain dan Perencanaan Proses
Melibatkan teknologi yang tepat untuk konversi bahan baku menjadi produk. Pada tahap ini, dilakukan perencanaan proses tingkat makro.
3.   Pemilihan Lokasi Pabrik dan Perencanaan Tata Letak
Pertimbangan harus diberikan kepada semua faktor yang mempengaruhi lokasi.
4.   Desain Sistem Penanganan Material
Pemilihan sistem penanganan material tergantung pada jarak antar bagian tempat produksi, intensitas aliran dan ukuran, bentuk serta sifat material yang akan ditangani.
5.   Perencanaan Kapasitas
Pada keputusan ini  merupakan fungsi dari volume permintaan yang berkaitan dengan pengadaan aset tetap seperti pabrik dan mesin, meliputi ukuran pabrik, output, dan sebagainya.

Ø  Keputusan Tingkat Operasional
Keputusan tingkat operasional merupakan keputusan jangka pendek yang berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian kegiatan produksi, meliputi:
1.    Perencanaan Produksi
Berkaitan dengan penentuan arah tindakan di masa depan mengenai produksi untuk mencapai tujuan organisasi.
2.   Pengendalian Produksi
Teknik manajemen yang bertujuan untuk melihat bahwa kegiatan dilakukan sesuai rencana. Aktivitas pengendalian produksi dilakukan untuk membandingkan sekaligus mengontrol output aktual dengan output standar.
3.   Kegiatan lainnya
Meliputi kontrol inventaris, pemeliharaan dan penggantian, pengurangan biaya dan kontrol biaya serta desain sistem kerja.

Fungsi Manajemen Produksi
Menurut Sofian Assauri (2004: 22), ada empat fungsi terpenting pada manajemen produksi, diantaranya:
1. Perencanaan
Keterkaitan dan pengorganisasian kegiatan produksi yang akan dilakukan dengan dasar waktu atau periode tertentu. Dengan perencanaan yang baik maka akan meminimalisir biaya produksi sehingga perusahaan bisa menentukan harga yang sehat dan meraih untung yang besar.
2. Proses Pengolahan
Metode atau teknik yang digunakan untuk mengolah masukan (input). Proses ini sangat penting untuk pemanfaatan sumber daya secara maksimal dan efisien.
3. Jasa Penunjang
Sarana yang diperlukan untuk penetapan dan metode yang digunakan agar proses pengolahan bisa dilakukan secara efektif dan efisien. Hal ini seringkali diperlukan guna membantu perusahaan bersaing secara sehat dengan meningkatkan produksi dan hasil yang berkualitas.
4. Pengendalian/ Pengawasan
Fungsi untuk menjamin pelaksanaan kegiatan sesuai dengan perencanaan, dengan begitu maksud dan tujuan dalam menggunakan dan pengolahan masukan (input) dapat dilaksanakan.

Sistem Produksi
Sistem Produksi adalah satu rangkaian operasi yang mengolah atau memproses input berupa bahan mentah (raw material), bahan setengah jadi (intermediate product), part, komponen dan/atau rakitan (subassembly) untuk menghasilkan output bernilai tambah (value added product) atau produk akhir (finished good) dengan mempergunakan sumber daya (resource) dari elemen teknologi (mesin, peralatan, fasilitas produksi dan energi) dan elemen organisasi (tenaga kerja, manajemen, informasi dan modal).
Ø Sistem Produksi berdasarkan strateginya untuk memenuhi kebutuhan pasar (product positioning strategy)
1.     Engineering to order  (ETO), adalah sistem produksi yang dibuat bila pemesan meminta produsen membuat produk mulai dari proses perancangan.
2.  Assembly to order  (ATO), merupakan sistem produksi di mana produsen membuat desain standar, modul operasional standar. Selanjutnya, produk durakit sesuai dengan modul dan permintaan konsumen. Contoh perusahaan yang menerapkan sistem ini adalah pabrik mobil.
3. Make to order  (MTO), yakni sistem produksi dimana produsen akan menyelesaikan pekerjaan akhir suatu produk jika ia telah menerima pesanan untuk item tersebut.
4.  Make to stock  (MTS), sistem produksi di mana barang akan diselesaikan produksinya sebelum ada pesanan dari konsumen.

Ø Sistem Produksi berdasarkan strateginya dengan mengatur sumber daya (process positioning strategy)
1.  Flow Shop adalah sistem produksi yang menghasilkan produk-produknya dengan aliran atau urutan proses sama atau serupa. Aliran proses keseluruhan produk adalah tetap.
2.    Batch Production adalah sistem produksi yang menghasilkan produk-produknya dengan memproses secara bersama satu ukuran lot atau batch di setiap proses dengan satu kali setup. Aliran atau urutan proses dari masing-masing produk adalah mirip.
3.     Job Shop adalah sistem produksi yang menghasilkan produk-produknya dengan aliran atau urutan proses yang beragam. Urutan proses satu produk dapat menjadi aliran balik produk yang lain.
4. Cell Manufacturing adalah sistem produksi yang menghasilkan produk-produknya dengan komponen-komponen yang terkelompok mempunyai kemiripan urutan proses. Urutan proses komponen dalam satu kelompok cell adalah mirip.
5.   Project adalah sistem produksi yang menghasilkan produk-produknya dengan aliran atau urutan proses yang unik sesuai rancangan order pesanan. Urutan proses sangat tergantung dari jaringan dependensi aktivitas proses produksinya.

No comments:

Post a Comment